Wednesday, July 2, 2008


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabrakaatuh !
Beberapa hari yang lalu ketika saya sedang pulang dari rumah teman menggunakan kendaraan roda 2 melintas di depan rumah seseorang. Rumah tersebut berada dalam kompleks perumahan dimna banyak anak yang bermain, lalu lalang, sehingga bagi setiap pengendara diharapkan membawa kendaraan pake perasaan. Biar gak ada yang keinjak githu ! Waktu itu saya boncengan ama teman dan ketika kami lewat dengan pake perasaan tadi, tiba-tiba melintas seorang anak kecil di depan kami memotong laju kendaraan dan di situ ada ibunya. Betapa ibunya kaget dan marah pada anaknya. Kemudian anaknya di kata-katai dengan makian dan suara keras. "Goblok kamu ! " kata ibunya. "Setaaaan !" tambahnya tidak puas. Sementara kami tidak kena semprot si ibu. Takut kali ya !
Anak tersebut tampak terdiam dengan wajah yang sedih banget. Tidak ada rona kecerian lagi yang ditunjukkan dari seorang anak yang lucu. Saya yang melihatnya juga bisa merasakan tekanan pada diri anak tersebut. Kasihaaaan banget liatnya ! Padahal sebenarnya tidak begitu berbahaya banget juga sih bagi anaknya, karena jarak motor dan dia gak dekat-dekat amat. Mungkin itu hanya ekspresi yang berlebihan dari kasih sayang seorang ibu!
Dari kejadian di atas ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya yang kemudian saya diskusikan dengan teman tadi. Pertama; Kalo anaknya dikatai goblok berarti ibunya tidak berhasil dalam mendidik anaknya sehingga masih tetap aja goblok. Sang ibu telah memprmalukan dirinya sendiri di depan orang lain. Kedua; kalo anaknya di katai Setan berarti ibunya Iblis dong ! Anak koq dikatai setan, apa ibu tersebut tidak menyadari kalo itu darah dagingnya yang berasal dari manusia. Sekali lagi sang Ibu telah mempermalukan dirinya di hadapan orang lain ! Ketiga; reaksi mendidik anak yang berlebihan. Mungkin akan lebih bijak jika sang ibu berkata lemah lembut terhadap anaknya, apapun apa yang terjadi atau apa yang dilakukan sang anak ! Bisa jadi si anak akan lebih mudah menerima teguran tersebut tanpa harus ada rasa dongkol. Biasanya kejadian yang terjadi pada masa lalu akan mudah muncul kembali di memori si anak ketika dewasa. Bisa jadi kejadian tersebut menjadikan si anak menjadi dendam sama ibunya, menjadi orang yang penakut, menjadi orang yang minder. Akhirnya masa depan si anak menjadi terganggu. Mudah-mudahan pandangan ini tidak terlalu berlebihan. Saya masih teringat ketika kecil, dimana didikan orang tua yang keras dan terkesan kolot. Bukan menyalahkan ya ! Walaupun akhirnya orang tua menyadari itu dan merubah pola didikannya. Didikan yang keras juga ada bagusnya ketika si anak mampu berpikir logis dan dewasa dan tidak terbawa beban atas pola didikan tersebut tapi bisa mengambil hikmah dari didikan tersebut. kalo tidak, bahayyya !
Keempat; kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Mungkin saja kata-katanya tidak pantas, tapi bagaimanapun itu hanya reaksi atas kasih sayang yang besar terhadap anaknya. Kata-kata itu itu dimaknai agar si anak lebih berhati-hati dalam berjalan, jangan sampai celaka. Si Ibu sangat takut kehiangan buah hatinya yang telah dikandungnya selam sembilan bulan dan harus terancam terluka atau kejadian buruk terbesar. Cuman saja kan si anak belum ngerti itu.
Kesimpulannya, bagamanapun pola didikan terhadap si anak sebaiknya bisa menyesuaikan dengan kemampuan pola penerimaan dan berpikir anak. Saya tidk pengalaman menjadi orang tua tapi banyak makan asam garam menjadi anak !




No comments: