Wednesday, June 13, 2007

Pelaksanan Pendidikan Konservasi (Part 2)


Bagaimana Memulai Pendidikan Konservasi ?
Pendidikan Konservasi dimulai dari hati sang fasilitator dan diberikan ke hati anak. Situasi belajar harus menyentuh perasaan anak. Perasaan atau emosi pada anak sering berbeda dengan orang dewasa. Jika anak-anak diajak bicara, maka akan tumbuh motivasinya. Perasaan yang tersentuh akan menggerakan organ-organ lain pada tubuh untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi kata hatinya.

Proses awal Pendidikan Konservasi yaitu menyentuh hati untuk memulai tahap penyadaran (awareness) sehingga timbul rasa cinta dan sayang pada lingkungan. Proses yang menyentuh hati ini menjadikan hubungan sosial fasilitator dan anak menjadi lebih baik, sehingga motivasi anak akan lebih baik juga. Jika tahapan ini telah tercapai yang ditandai dengan adanya perubahan pola pikir dan sikap dari anak, selanjutnya kita harus mengisi otak anak dengan pengetahuan tentang alam ini agar terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman anak tentang lingkungan. Apabila ini sudah tercapai langkah selanjutnya gerakkanlah tangan anak (unsur psikomotorik) untuk belajar berbuat bagi lingkungan. Hal ini akan mampu meningkatkan keterampilan anak dalam mengelola lingkungan.
Jadi, bagaimana untuk mencapai hal tersebut di atas ? Kegiatan Pendidikan Konservasi dapat dilakukan melalui 3 tahapan pokok antara lain :
1. Tahap penyadaran (awareness)
Menurut Keraaf. S (2002) salah satu prinsip etika lingkungan yaitu kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for nature) : sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia di gugah untuk mencintai, menyayangi dan peduli kepada alam, dan seluruh isinya tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi. Tahap menumbuhkan kesadaran dapat dilakukan dengan cara : (1) Bagaimana menumbuhkan motivasi anak didik terhadap dirinya sendiri dan keberadaan dirinya bagi lingkungan, 2) Bagaimana menggugah perasaan dan pemahaman anak terhadap lingkungan, (3) informasi mengenai bentuk-bentuk kerusakan alam, (4) pengetahuan mengenai cara mengatasi dampak yang telah muncul tanpa menimbulkan masalah baru seperti motto Perum Pegadaian “menyelesaikan masalah tanpa masalah”. Dengan cara tersebut di atas akan timbul rasa cinta anak terhadap lingkungan yang akhirnya akan menumbuhkan pola pikir dan kesadaran melestarikan alam.
2. Tahap peningkatan pengetahuan (kognitif)
Dalam tahap ini dapat dilakukan dengan mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak. Anak diperkenlakan dengan fungsi dan manfaat hutan, jenis flora dan fauna, dan lain-lain. Anak juga diberi penegtahuan mengenai cara mengatasi dampak yang telah muncul tanpa menimbulkan masalah baru seperti motto Perum Pegadaian “menyelesaikan masalah tanpa masalah”. Sebaiknya kegiatan lebih banyak dilakukan di luar kelas. Fasilitator harus memahami bahwa sebenarnya setiap anak memiliki pengetahuan dasar tentang lingkungan namun mereka belum menyadarinya. Maka dalam tahap ini sebaiknya dilakukan secara interaktif dimana anak dapat terlibat aktif mengalami, melihat, mengamati dan merasakan lingkungan.
3. Tahap peningkatan keterampilan (psikomotorik)
Pada tahap ini, keterampilan yang diberikan oleh Pendidikan Konservasi yaitu : (1) keterampilan psikomotorik, (2) keterampilan berpikir kritis, (3) keterampilan berkomunikasi (lisan, tulisan, seni), (4) keterampilan memecahkan masalah.
Apa Metoda Pendidikan Konservasi Yang Paling Baik ?..............................................
Metoda pembelajaran Pendidikan Konservasi yaitu belajar berbasis pengalaman. Belajar Berbasis Pengalaman akan menggerakkan rasa secara seimbang. Pengalaman yang berkesan mudah diingat termasuk pesan atau info yang disampaikan dalam pesan tersebut. Informasi dari pengalaman akan menyentuh rasa, rasio dan gerak yang berimbang menjadi intuisi. Keseimbangan rasa dan pikiran dapat menggugah hati dan perasaan anak didik dan pesan yang disampaikan akan lebih lama diingat dan suatu waktu akan muncul kembali. Lalu bagaimana cara belajar berbasis pengalaman ?
Dalam Belajar Berbasis Pengalaman dilakukan melalui dua tahapan pokok yaitu :
1. Anak menceritakan pengalamannya terhadap alam (menyentuh rasa).
Anak kembali diingatkan tentang tindakan negatif mereka yang pernah menebang pohon, merusak tanaman, membunuh binatang, juga tindakan positif mereka yang pernah menanam pohon, memelihara tanaman sampai tumbuh besar. Selain itu anak juga kembali diingatkan tentang pengalaman mereka hidup berdampingan bersama alam ini.
2. Fasilitator mengarahkan pengalaman anak didik (menyentuh rasio dan gerak)
Berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka, fasilitator memberikan arahan dan informasi tindakan yang seharusnya dalam melestarikan alam. Fasilitator juga memberikan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran Pendidikan Konservasi untuk membentuk pengalaman positif bagi anak.
Pendekatan Apa Yang Sebaiknya Digunakan ?.......................................................
Pendekatan pembelajaran yang dipakai yaitu pendekatan andragogy. Pendekatan ini harus meyakini bahwa anak sebenarnya sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan di dalam pikiran mereka. Pengalaman mereka berinteraksi dengan alam sebenarnya merupakan proses belajar yang telah dilakukan. Dalam Pendidikan Konservasi tidak menekankan pemahaman dan pengertian yang kaku, tapi dapat ditinjau dari berbagai arah yang terpenting adalah tujuannya sama untuk kelestarian alam. Berikan anak kesempatan menyampaikan pendapat dan pengetahuan mereka tentang lingkungan dan konservasi alam berdasarkan bahasa dan pemahaman mereka melalui kegiatan diskusi dan berbagi pengalaman. Dengan pendekatan ini, anak dapat lebih mudah memahami benar tidaknya tindakan dari pengalaman mereka. Keadaan itulah yang dapat dibagikan kepada anak yang lain.
Apakah Teknik Yang Paling Baik Digunakan ?........................................................
Belajar di alam. Untuk kegiatan Pendidikan Konservasi bagi anak sekolah dasar di wilayah pesisir pantai sekitar Hutan Mangrove berupa lingkungan sekitar sekolah dan Hutan Mangrove. Hutan Mangrove yang selama ini hanya menjadi tempat bermain, memancing, akan dijadikan laboratoruim ilmu pengetahuan alami. Anak-anak biasanya sangat menyenangi dunia petualangan. Dengan belajar di alam anak-anak akan diperkenalkan pengertian, fungsi, manfaat dan pemahaman yang sesungguhnya untuk mereka pahami berdasarkan pemahaman mereka.
Belajar sambil bermain. Dunia anak-anak selalu identik dengan permainan yang menggembirakan. Hal ini yang akan kita gunakan untuk memberikan materi PK tanpa harus anak merasa kehilangan dunianya. Ilmu yang disampaikan dalam suasana gembira akan lebih mudah membentuk pengalaman positif pada anak dibandingkan belajar dalam kondisi tertekan. Anak harus diberi kesempatan untuk ikut merasakan telah berbuat sesuatu dalam kegiatan tersebut, karena memori tersebut akan terus menempel di kepala dimana suatu saat akan muncul kembali.
Menonton video. Teknik ini termasuk mahal, tetapi mampu mneggerakkan fantasi berpikir anak terhadap alam lain yang mungkin tidak langsung mereka dapat lihat.
Menggunakan alat bantu (poster, flipchart). Penggunaan gambar juga mampu menggerakkan fantasi berpikir anak, karena gambar mampu menjelaskan permasalahan-permasalahan alam seperti perumpamaan ”Picture is worth a thousand words” atau ”sebuah gambar dapat menjelaskan ribuan kata-kata”. Tapi teknik ini harus disertai dengan penjelasan dari fasilitator, jika tidak anak akan menginterpretasikan gambar tersebut berdsarkan pemahaman dan fantasi berpikir mereka. Bisa positif atau bisa negatif !
Apakah Prinsip Flow Learning ?.......................................................................
Untuk meningkatkan efektivitas kegiatan di alam bebas, Joseph Cornell dalam bukunya Sharing The Joy of Nature menyarankan penggunaan prinsip Flow learning. Pada dasarnya “ Flow learning (Belajar mengalir) merupakan rangkaian kegiatan dan permainan di alam bebas maupun di ruangan yang dilakukan melalui 4 tahapan. Tahapan Flow Learning yaitu :
 Kegiatan mencairkan suasana, mengbangkitkan semangat ,rasa tertarik , serta rasa ingin tahu.
 Kegiatan yang bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa pada sesuatu hal sehingga pikiran mereka dapat mengikuti kegiatan berikutnya. Secara alamiah siswa dikondisikan untuk lebih menyadari apa yang dilihat, didengar, disentuh dan dibaui, serta apa yang diterima melalui intuisi atau perasaan.
 Melakukan kegiatan yang memberikan pengalaman langsung untuk berdekatan dengan alam, mengamati, dan berkomunikasi dengan alam sehingga timbul ketenangan jiwa dan keterbukaan hati untuk menyerap pengalaman tersebut tanpa dipengaruhi kondisi pikiran.
 Tahap terakhir merupakan acara berbagai (sharing) pengalaman dan perasaan. Acara berbagi ini dilakukan untuk membuka diri terhadap kesadaran yang lebih dalam sehingga kita merasa gembira dan tersentuh oleh keindahan serta kekuatan penciptaan Tuhan. Sehingga muncul penghargaan dan kesadaran yang baru terhadap alam.
Apa Kata Anak ?......................................................................................
Kita harus menanam pohon api-api dan bakau-bakau lagi kalau bakau-bakau dan api-api ditebang maka air terasa asin.
(Muslimah, SDN Muara II Kelas V)
Kita harus menanam lagi bakau-bakau dan api-api dan sebagainya untuk mencegah tsunami
(Istiqomah, SDN Muara II Kelas V)
Kita harus wajib menjaga Hutan agar hutan kita supaya terjaga dari bencana alam supaya tidak terjadi maka kita harus melindungi agar lestari.
(Karnadi, SDN Muara Baru III Kelas V)

1 comment:

anomgen said...

bang uasek tu muna,,,,pa lg yang jual sarabah....pelabuhan tuh....nginap di hotelnya muna ALIA....sayang abang ga dtmpt jdnya ga smpt maen.
dikit komen ......boleh dunk...
jalannya bikin sakit pinggang....
tp asik ky naik kuda...anoem dah menjelajak semua kab.muna.SLMAT