Friday, April 10, 2009

KRITISI AKAS

Tidak profesional, tidak nyaman, mengecewakan, dan seabrek pendapat negatif lainya. Kayaknya begitulah yang dapat disampaikan oleh penumpang Bus PO. AKAS jurusan Surabaya – Banyuwangi. Bayangkan saja, akhir liburan setelah menikmati nyamannya suasana liburan dan akan pulang berkatifitas dengan rutinitas pekerjaaan, harus pulang dengan suasana perjalanan yang tidak menyenangkan. Rasanya nikmat liburan seminggu, hilang karena perjalanan pulang 9 jam. Panas setahun dihapus hujan sehari.

Akhir liburan ini di Kota Surabaya, tibalah saatnya untuk kembali ke Bali. Saya dan teman yang di Surabaya memutuskan untuk menggunakan jasa Bus untuk balik ke Bali. Setelah milih-milih Bus di Terminal Bungurasih yang tertib tersebut, akhirnya kami memutuskan naik Bus AKAS ber AC, setelah sebelumnya di tawari yang ekonomi. Keinginginan agar perjalanan bisa lebih nyaman dengan Bus ber AC, sirna di perjalanan. Gimana gak sirna, setelah merasa nyaman perjalanan dari Surabaya, nyampe di Terminal Probolinggo sang sopir mengatakan kalau penumpang harus di oper ke Bus AKAS lainnya. Gak jelas alasannya kenapa. Tapi kayaknya karena penumpang yang akan melanjutkan sampe ke Banyuwangi semakin berkurang dan mungkin hitung-hitungan bisnis pasti rugi kalau terus melanjutkan sampai Banyuwangi. Kami gak menemukan alasan lain, bagi sopir tuk mengoper penumpangnya. Betapa kecewanya semua penumpang mendapatkan hal tersebut. Yang lebih mengecewakan lagi, Bus lanjutan kami yaitu Bus AKAS ekonomi sarat penumpang dan panas. Tidak ada pengembalian sisa ongkos dari AC ke ekonomi. Hak penumpang sudah diambil. Tidak ada berontak, tidak ada kemarahan, tidak ada keributan, tidak ada kaca mobil pecah, tidak ada laporan, hanya rasa dongkol aja. Keinginan untuk segera sampai tujuan, mengalahkan semuanya.

Setelah dioper ke bis berikutnya, perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Banyuwangi. Ketidaknyamanan yang didorong rasa dongkol menghiasi perjalanan tersebut, belum lagi sopir bis yang kadang-kadang tidak tertib dan ugal-ugalan. Ketika keluar Kota Situbondo menjelang sore hari, tanda-tanda masalah berikutnya mulai terasa. Sopir bis mulai mengecek-ngecek lampu Bus yang nyalanya kedap kedip 5 watt. Tapi sang sopir tetap memaksakan untuk melanjutkan perjalanan meski sore semakin gelap. Nampak sekali keraguan sopir dalam membawa bis, karena laju kendaraan semikin lambat. Hak penumpang sudah diambil. Rasanya bencana kecelakaan terus menghantui.

Karena hari semakin gelap dan jarak makin terbatas, ketika Bus keluar dari Paiton, sopir Bus AKAS untuk kedua kalinya kembali mengoper penumpang ke Bus AKAS lainnya yang kebetulan lewat dan penumpangnya sedikit dan tidak dikenai biaya tambahan. Untung saja tujuannya juga Banyuwangi, jika tidak, harus berapa kali lagi dioper. Hak penumpang sudah diambil. Perjalanan terus dilanjutkan sampai akhirnya tiba dui Banyuwangi. Namun yang menjadi perhatian kami adalah, waktu perjalanan juga sangat panjang. Berangkat jam 2 siang sampai di Bali jam 1 malam.

Begitulah, pengalaman naik Bis yang tidak dikelola secara profesional dan cenderung mengejar keuntyungan sepihak dengan mengorbankan hak-hak penumpang. Itu hanya contoh kecil dari berbagai jasa pelayanan di Indonesia yang dijalankan dengan mengabaikan prinsip profesionalitas. Inilah gambaran kalu kita masih negara yang masih jauh dari kemajuan dan modernisasi.

Namun dibalik itu semua, saya selalu berprinsip kritis tapi bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian karena Hidup Untuk Ibadah. Pertama, mungkin jika saya naik Bus AC, saya akan tidur sepanjang perjalanan tanpa bisa menikmati apa yang di depan, di samping dan di sekitar saya. Akhirnya saya tidak bisa mengambil pelajaran/ilmu dari sekeliling saya, terutama masalah-masalah sosial. Kedua, dengan kondisi seperti itu, menjadi kesempatan kita dalam belajar mengelola emosi, amarah , kesal, untuk memacu potensi diri.



Selanjutnya......

JALAN-JALAN DI JAWA TMUR


Maret pertengahan, waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya nyampe juga. Tepat tanggal 18 Maret 2009 adalah perayaan Hari Raya Galungan. Libur dong, tapi jangan salah loh, liburnya gak sehari itu saja, tapi 3 hari. Galungan bagi umat Hindu di Bali adalah Hari Raya Besar, dan merupakan hari libur panjang bagi masyarakat lainnya tak terkecuali PNS. Disetiap rumah akan terpasang penjor yang berdiri tegak yang menandakan bahwa pemiliknya sedang merayakan Galungan. Penjor...tau gak ? Penjor itu terbuat dari bambu yang utuh setelah dibersihkan dahulu dari ranting dan daun. Kemudian disekelilingnya dililit dengan daun kelapa dan dihias dengan anyaman janur yang indah, dan pada ujungnya akan menggantung sebuah hiasan dari anyaman janur. Indah sekali !!! Sebatang penjor ada yang menghabiskan dana puluhan ribu rupiah, bahkan sampai ada yang menghabiskan puluhan juta rupiah untuk sebatang penjor. Penjor seperti ini umumnya dapat dijumpai di daerah-daerah yang kental dengan seninya atau yang basah dengan Dollar. Penjor merupakan gambaran tingginya nilai peradaban dan Seni masyarakat Bali. Disepanjang jalan kita akan jumpai penjor yang terpasang berbaris rapi menjulang tinggi dan ujungnya melengkung tertunduk seakan menyapa selamat datang bagi setiap umat yang lewat.

Libur lagi....libur lagi....refreshing lagi...refreshing lagi. BALI .......emang benar sih kata orang, BAnyak LIbur. Setelah mengingat, menimbang-nimbang dan berkonsultasi, akhirnya kuputuskan....libur kali ini akan kuarahkan langkah kakiku menuju Pulau Jawa tepatnya Jawa Timur, lebih sempitnya lagi ke Madiun, lebih spesifiknya lagi ke Pagotan. Kenapa harus Madiun ? Saya mempunyai seorang sahabat di sana yang sangat dekat, teman sekamar di asrama waktu pendidikan di Bogor, seangkatan SKMA tepatnya SKMA Samarinda. Dia dah punya 2 ekor anak, sementara beta....... !!! Asyiknya jadi bujangan, kata bibir ini menirukan lagu Koes Plus, tapi batin gw.....mmmmmmm !!! Ini untuk ke 4 kalinya saya mengunjungi kediamannya. Segitu besarnya nilai sebuah persahabatan, hingga rasa kangen itu terlalu mudah untuk muncul lagi. Memang, tanpa kita sadari terkadang seorang sahabat itu lebih dekat dibanding saudara kandung. Terkadang pula seorang sahabat itu lebih mengerti tentang sahabatnyua dibanding diri kita sendiri. Maka tidaklah salah jika Rasulullah begitu mengasihi dan mencintai sahabat-sahabatnya. Beliau tidak rela jika sahabatnya dihina atau dijahati sedikitpun. Sahabat-sahabat Rasulullah menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan tegaknya Islam. Masihkah ada seorang sahabat seperti sahabatnya Rasulullah ? Pasti masih ada !!!

Lanjutin perjalanannya ! Setelah mengumpulkan modal awal dengan berdoa agar perjalanan ini bisa membawa manfaat, hikmah, ilmu dan lindungan-Nya, saya berangkat numpang mobil bos yang ke Sidiorjo. Kulo turun di Bungurasih dan lanjutin ke Madiun. Hari pertama di Madiun langsung diajak menikmati Wisata Air Danau Sarangan di Magetan, berangkat make mobil sahabat gw yang baru aja dibelinya. Indah tenan.....rek. Sejuk, asri, nyaman, elok, murah, dan sejuta pujian yang memuaskan pengunjung. Pulangnya mampir di kota Magetan yang tenang dan melanjutkan wisata belanja. Gw beli sepatu kulit tuk kantoran, asli karya anak bangsa buatan Magetan. Melanjutkan himbauan Pak Jusuf Kalla agar mencintai produk dalam negeri. Kualitas dan model gak kalah jauh ama prodak impor. Harga...jauh men ! Murah buangets ! Memang benar sih himbauan tersebut. Kita harusnya bangga dan percaya ama produk anak bangsa. Saat ini kita telah termakan dan terjebak oleh euforia globalisasi. Kiblat model semuanya memalingkan ke Barat. Gaya, jenis dan merk harus Barat. Harusnya produk dalam negeri bisa menjadi tuan di negeri sendiri, karena kepercayaan orang luar pada prodak kita juga rendah. Jadi bagaimana mau mengubah imej tersebut jika tidak dari kita penghuni negeri ini sendiri. Bukan masalah gengsi pada merk luar, tapi kehidupan itu sendiri memiliki nilai sosial yang sangat kuat. Produk dalam negeri yang menjadi sektor riil negeri ini hanya bisa bergerak jika prodak-prodaknya bisa berputar dalam dunia perdagangan. Pelaku sektor riil ini akan kebanyakan masyarakat kecil/pengarajin home industry. Sangat tidak masuk akal jika 230 juta pasang kaki di Indonesia membangkrutkan pengrajin sepatu karena tidak terbeli. Pokoknya mulai sekarang, gw akan berusaha gunakan prodak dalam negeri, semampuku ! He....eeee !!!

Liburan kali ini tidak dihabiskan semua di Madiun. Saya juga mengunjungi teman-teman lainnya semasa pendidikan di Bogor. Mereka ada yang bertempat tinggal di Ponorogo dan Trenggalek. Sangat bahagia bisa bertemu mereka, apalagi kehadiran saya di sana juga bisa membantu mereka untuk bertemu teman-teman tetangga kabupaten yang belum sempat ketemu karena kesibukannya. Disinilah kita mengambil hikmah untuk bisa menjadikan setiap kehadiran diri kita disisi orang lain bisa bermanfaat dan memberi warna pada kehidupan itu sendiri. Sangat sulit untuk tidak kangen pada mereka, 4 tahun dalam asrama dan kelas yang sama, menjadikan persahabatan itu kental dengan persaudaraan. Syukur alahmdulillah, saya dikaruniai rezeki memiliki teman yang tidak sekedar teman tapi sahabat yang bisa jadi saudara. Dimana-mana, dihampi tiap kabupaten di Pulau Jawa bahkan seluruh Indonesia, saya punya teman di sana. Karunia yang sangat besar, tidak semua bisa menyerupai.

Syukur alhamdulillah, setelah 3 tahun kurang mereka bertugas kebali selepas pendidikan, banyak hal yang telah berubah dari diri mereka terutama dari kesejahtreraan keluarga. Ada yang baru aja kawin, ada yang udah bisa beli mobil, ada yang udah bisa ternak sapi limosin, ada yang dah merampungkan rumahnya, dan ada yang udah jadi pejabat, ada juga yang dah bersiap-siap. Aku sendiri... ? Inilah moment untuk belajar tidak cemburu atas keberhasilan orang lain, tapi ikut mensyukurinya. Yang paling penting adalaha bagaimana belajar atas usaha dan kerja keras mereka dengan meninggalkan keburukannya. Inilah yang menjadi ketakutan saya selama ini. Saya yang berada disekeliling teman-teman yang sudah bekerja, dan sebagiannya sudah menikmati keberhasilannya dapat menjadi sumber kecempburuan. Saya takut terjebak pada rasa iri dengki yang merupakan penyakit hati terbesar. Saya akan berusaha dengan segala kemampuanku dan menerima apa adanya atas apa yang menjadi hakku. Mudah-mudahan dengan ini saya tidak akan lupa dengan Allah Azzawajalla Tuhanku. Amin !!!

Akhir liburan ini diakhiri dengan perjalanan ke Kota Pahlawan, Surabaya. Oleh teman diajak jalan-jalan keliling kota Surabaya, menikmati suasana kota yang tenang, lengang di pagi hari. Menikmati santapan pagi denga sate kelapa di seputara Tugu Pahlawan, setelah melihat-lihat Tugu Pahlawan dan museumnya. Nikmatnyaaaaaa ! Liburan berikutnya kemana ya ? Ikuti episode selanjutnya.



Selanjutnya......

Thursday, February 19, 2009

PENGUMUMAN : FLASHDISK HILANG

Tadi sehabis pengajian, ada teman SMS. Katanya "Mas Din, kehilangan flashdisk gk, tadi ada flashdisk ketinggalan di jendela Masjid ?" dikiranya saya ini orang Jawa ya, padahal Muna Sulawesi tulen. He....., gk jg, mas kan panggilan hormat. Sy juga hormat ma dia. "Oh, tidak mas. Flashdisk sy masih ada" balas saya. Nantilah sy ke sana, ngecek isinya, bisa dilacak koq" tuk meyakinkan. Tadi sore sih emang Ashar di masjid, mungkin pikirnya punya saya. Pikir saya jg, teman sy ini gk ngerti penggunaan flashdisk n kalo namanya flash disk pasti dokumen penting isinya. Kasihan klo gk sampe kembali ke orangnya. Lagian, dah malam tapi belum jg datang ambil ke masjid. Makanya sy langsung ke sana dan mengambilnya. Trus langsung sy cek di komputer. Dam benar aja, isinya penting skali. Skripsi mahasiswa STITNA. Kasihan skali, kngan2 tinggal ini data dia n tdk ada backupnya di hardisl. Atw ada, tp ini yg sudah dikorksi. Jadi teringat waktu nyusun skripsi. Betapa stersnya kalo yg udah diketik trus hilang karena listrik jeglek, atw hardisk terbakar. Atw terserang virus. Kayaknya perjuangan selama ini pupus sudah. Tp terusa terang sy orang yg kuat waktu kuliah. Ha...he....ha... Harus yakin dong ! Demikian jg mahasiswa yg kehilangan flashdisk tadi. Malam ini kayaknya tidurnya gk nyenyak n terbayang hancurnya perjuangannya. Dosen yg udah mencak-mencak untuk segera menyelesaikan, duit yg dah habis tuk beli tinta printer. Otak yg dah mampet gk bisa mikir apa apa ! Insya Allah besok sy akan menelpon sekolahnya n menyampaikan kehilangan flashdisk ini. Karena sy udah mengantongi nama pemiliknya. Muda-mudahan usaha dia menyusun skripsi bisa lancar dengan IP yg 6,8 lah kalo bisa !




Selanjutnya......

Wednesday, January 14, 2009

APPENDIX I : WARGA PALESTINA


Nampaknya para pakar, akademisi di dunia ini harus segera mengadakan konferensi untuk menetapkan jenis-jenis mahluk terancam punah, punah, dan hampir punah. Salah satu yang akan diusulkan sebagai mahluk terancam punah atau Appendix I tersebut yaitu Warga Palestina. Perburuan liar dan pembataian dari orang-orang biadab yang tidak bertanggungjawab, mengakibatkan Warga Palestina menjadi semakin berkurang dan sulit dijumpai lagi di alamnya. Mereka diburu dimana saja, bahkan di tanah kelahirannya sendiri. Daerah sebarannya semakin sempit dan terus berkurang, tidak ada lagi tempat yang aman untuk berlindung bahkan di daerah milik PBB sendiri. Tidak ada lagi tempat untuk bergantung. Tidak kepada Liga Arab, tidak kepada Mesir, Libanon, atau Suriah, tidak kepada Amerika, tidak kepada Uni Eropa dan juga tidak kepada PBB. Semuanya telah mandul, takut, dan tak berguna. Hanya keyakinan akan janji Allah lah, Maha Pemberi Kemenangan bagi Palestina yang menguatkan hati mereka bahwa mereka “Warga Palestina” tidak akan pernah punah. Kemenangan dan kedamaian hanya tinggal masalah waktu dan ketetapan saja.

Demikianlah perumpamaan kondisi Jalur Gaza dari segi ilmu Kehutanan. Tidak ada kata yang pantas terucap ketika menyaksikan tayangan televisi terhadap kondisi di Jalur Gaza, kecuali biadap Israel, terkutuk Israel, pengecut Israel dan Kemenangan Palestina. Tiap menyaksikan kita harus mengurut dada melihat betapa kejamnya pemabantaian itu. Air mata ini telah terkuras habis menyaksikan anak-anak yang menagis ketakutan, darah yang tercecer dari mereka yang tidak berdosa. Ini buakan hanya masalah bahwa Warga Palestina adalah Muslim tapi ini sangat nampak jelas ada kejahatan kemanusiaan di sana. Siapaupun yang melihatnya, dari agama manapun, dari suku bangsa apapun, warna kulit manapun, pasti akan berpandangan sama bahwa ini adalah kejahatan kemanusiaan. Ada pembantaian manusia disana, ada kejahatan peradaban disana, yang tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang apa pun.

Sudah sepantasnya kita semua harus membantu Waga Palestina menghindari kepunahan ini. Yang mampu dengan tenaganya dapat menjadi relawan paramedis atau bahkan menjadi Mujahidin. Yang mampu dengan hartanya dapat menyumbangkan ke lembaga-lembaga sosial sebagi bentuk fisabilillah, misalnya melalui lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue – Committee ke Palestina. Caranya dengan ketik MERC PEDULI kirim ke 7505 untuk memberikan donasi Rp. 5.000,-. Yang bisa dengan lisannya dapat dengan terus menyuarakan kecaman atas serangan pembantaian Israel ke Palestina melaui demonstrasi, tulisan, atau menyebarkan SMS. Yang bisa dengan hartanya juga dapat bisa dengan tidak membeli produk-produk yang ikut membantu mendanai perang tersebut. Boikot produk USA !!! Yang bisa dengan hatinya dapat membantu dengan memberikjan sebagian waktu kita untuk mendoakan warga Palestian agar bebas dari kekejaman Israel.

TIDAK ADA HUKUM DARI NEGARA MANAPUN, DARI AGAMA MANAPUN YANG MENGINJINKAN UNTUK MEMBANTAI MANUSIA. TAPI ITU TERJADI DI PALESTINA DAN PBB TIDAK BERDAYA !!!

Selanjutnya......

Tuesday, December 30, 2008

PEMUSNAHAN BARANG BUKTI KAYU TEMUAN, SITAAN DAN ATAU RAMPASAN YANG BERASAL DARI KAWASAN HUTAN LINDUNG


Panas api yang membara disertai letupan-letupan kecil dari dalam tumpukan kayu yang menyala terus saja berkobar. Sesekali terdengar suara orang yang berteriak, tertawa dan mengerang karena kepanasan. Lapangan yang tadinya berhawa sejuk, tiba-tiba menjadi arena lidah-lidah api yang saling menjilat dan terkadang menghampiri siapa saja yang berada di sekitarnya. Tumpukan kayu yang jumlahanya 300 meter kubik, akhirnya musnah dalam waktu ± 10 jam. Demikianlah suasana gambaran acara Pemusnahan Barang Bukti Kayu Temuan, Sitaan Dan Atau Rampasan Yang Berasal Dari Kawasan Hutan Lindung Di Kabupaten Jembrana Tahun 2008 yang diselenggarakan pada Hari Rabu, 10 Desember 2008. Menutup akhir Tahun 2008, Pemerintahan Kabupaten Jembrana mengambil sikap tegas dan penuh kontroversial berupa pemusnahan barang bukti kayu dengan cara di bakar menjadi abu. Kegiatan ini merupakan amanat yang disampaikan dalam Peraturan Menteri Kehutanan No. P.48/Menhut-II/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelelangan Hasil Hutan Kayu Temuan, Sitaan dan Rampasan yang merupakan penjabaran Undang-Undang Nomor 41 tentang Kehutanan. Dukungan dari berbagai lembaga pemerintah antara lain Kepolisian, Pengadilan, Kejaksaan dan Departemen Kehutanan semakin memantapkan langkah Pemerintah Kabupaten Jembrana dalam melaksanakan kegiatan yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan publik Jembrana.

Kegiatan Pemusnahan Barang Bukti Kayu Temuan, Sitaan Dan Atau Rampasan Yang Berasal Dari Kawasan Hutan Lindung dan Konservasi sepanjang yang saya amati dari berbagai sumber informasi dan media baru dilaksanakan 3 kali. Yaitu di Riau, Kalimantan dan Jembrana, Bali. Namun bedanya jika dikedua daerah tersebut yakni Rau dan Kalimantan, Barang Bukti kayu yang dimusnahkan merupakan hasil tangkapan petugas Kehutanan sendiri dengan cara di potong-potong, maka di Jembrana merupakan kasus-kasus baik yang ditangani oleh Kehutanan maupun Kepolisian yang berasal dari Kawasan Hutan Lindung yang telah diputus pengadilan maupun berupa kayu temuan.

Mengapa hal ini dilakukan, apa yang mendasarinya, bagaimana dampaknya, ataukah Anda ingin melakukannya juga. Semuanya dapat Anda simak di tulisan ini !

Tidak ada kata yang sering terucap dari kegiatan Pemusnahan Barang Bukti Kayu Temuan, Sitaan Dan Atau Rampasan Yang Berasal Dari Kawasan Hutan Lindung selain kata kontroversial. ”Koq dibakar sih, kan kasihan”gerutu sebagian masyarakat. Lainnya yang lebih kritis ”Kan sayang dibakar, mubazir namanya. Coba kalo dipake bangun rumah orang tidak mampu kan lebih berguna”. Padahal sebagin pegawai Kehutanan sendiri kesulitan kayu untuk mebangun rumah, termasuk penulis. ”Ada apa dibalik ini semua, pasti ada unsur politisnya” guman seseorang dari aliran politik. Demikianlah gambaran kontroversial dari kegiatan tersebut di atas. Namun apapun komentarnya, sebagi pegawai Republik yang diserahi mandat dan perintah tersebut haruslah melaksanakannya. Karena...... ”Itulah Indonesia” seperti kata lagu Nasional Indonesia Tanah Airku.

Sebagai insan teknis Rimbawan, kita akhirnya harus menyampaikan bahwa hal ini dalam rangka penegakan Hukum di bidang Kehutanan. Dimana perilaku Illegal Logging telah menjadi isu nasional yang yang mengganggu ekonomi bangsa, integritas, kedaulatan dan ekosistem dunia. Belakangan ini Kapolri menyampaikan bahwa kegiatan Lelang Kayu menjadi ajang legalitas kayu illegal, semacam Money Laundring. Diindikasikan banyak pelaku illegal loging (tapi lebih cocok dinamai saja maling kayu) menjadikan ajang lelang kayu temuan, sitaan dan atau rampasan menjadi cara untuk mendapatkan kembali kayunya sehinga berstatus legal. Jika ditinjau dari segi perdagangan kayu internasional, perdagangan kayu yang berasal dari Hutan Lindung bisa menjadi percobaan bunuh diri bagi ekonomi kita. Kebijakan Ekolabeling yang mensyaratkan kayu perdagangan hanya boleh berasal dari pengelolaan Hutan Lestari. Jika sampai kayu-kayu dari Hutan Lindung dan Konservasi ini memeproleg legalitas melalui proses lelang dan kayunya sampai ke luar negeri, lalu kemudian kayu tersebut ditelusuri asal-usulnya, maka Indonesia akan mendapatkan cap sebagai negara perusak Hutan. Imbasnya, embargo ekonomi, sangksi perdagangan, dikucilkan dunia internasional semakin dekat dengan bangsa ini.

Demikianlah kegiatan Pemusnahan Barang Bukti Kayu Temuan, Sitaan Dan Atau Rampasan Yang Berasal Dari Kawasan Hutan Lindung akan terus menjadi kontroversial berdasarkan kepentingan dan cara pandang seseorang. Tidak ada kebijakan pemerintah yang kebenarannya bersifat mutlak, semuanya menjadi relatif jika telah dikometari berbagai pihak. Yang jelas sebagai pegawai Republik, kita menjalankan mandat dan perintah yang pertimbangan teknis, sosisal, budaya dan ekonomi telah diperhitungkan dengan matang oleh pemerintah.
Latar Belakang

Dalam pelaksanaan kegiatan Operasi Tim Penanggulangan Gangguan Keamanan Hutan (PGKH) Bali Barat Kabupaten Jembrana selama kurun waktu Tahun 2005 - 2007, Tim telah mengamankan berbagai Barang Bukti Hasil Hutan kayu, khususnya Barang Bukti Kayu Temuan, Sitaan dan Kayu Rampasan yang berasal dari areal Kawasan Hutan Lindung dan juga Barang Barang lain yang digunakan sebagai sarana Pengangkutan Kayu Illegal di wilayah Kabupaten Jembrana.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.48/Menhut-II/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelelangan Hasil Hutan Kayu Temuan, Sitaan dan Rampasan pada Pasal yang mengatur Obyek Lelang, ditetapkan bahwasanya Obyek Lelang berupa Hasil Hutan Kayu Temuan dan Sitaan dan atau Rampasan yang tidak dapat dilelang, antara lain Hasil Hutan Kayu yang berasal dari Hutan Lindung ( Pasal 3 , ayat (2) Peraturan Menteri Kehutanan ). Dengan demikian Hasil Hutan Kayu Temuan dan Rampasan yang berasal dari Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Jembrana, TIDAK DAPAT DILELANG.

Pertimbangan Keamanan Penyimpanan Hasil Hutan Kayu Barang Temuan dan Sitaan, Menurunnya Kualitas Kayu serta pertimbangan Biaya Pemeliharaan juga Tempat Penyimpanan Kayu yang memerlukan Ruang cukup luas (Over Capacity) sangat mengganggu aktifitas Kantor RPH Tegal Cangkring yang sementara ini merangkap sebagai Tempat Penimbunan Kayu ( TPK ) Jembrana.

Berdasarkan pertimbangan secara Fisik, bahwasanya sebagian besar Kayu Hasil Operasi Pengamanan Hutan Jembrana, masih memiliki Nilai Manfaat yang dapat digunakan sebagai Bahan Baku Kayu Pertukangan, maka dalam usaha membantu masyarakat Dunia Usaha di Jembrana. Rencana Kayu Kayu dimaksud Pemerintah Kabupaten Jembrana berinisiatif memanfaatkan Kayu Kayu tersebut untuk membantu Bahan Baku Industri bagi Pengusaha Kategori Usaha Kecil Menengah, Para Pengrajin Kayu dan Pengolahan Kayu di Jembrana, tetapi tidak diijinkan Departemen Kehutanan.

Pihak Departemen Kehutanan dalam hal ini melalui Direktur Penyidikan dan Perlindungan Hutan telah menyatakan bahwa Hasil Hutan Kayu Temuan dan Sitaan Hasil Operasi Pengamanan Hutan yang berasal dari dalam Kawasan Hutan Lindung, tidak diperkenankan dilelang, tetapi dimusnahkan, sehingga pelaksanaan Pemusnahan Hasil Hutan Kayu temuan dan atau Rampasan yang berasal dari Hutan Lindung dapat segera dipertimbangkan untuk dilaksanakan .

Memperhatikan hal tersebut diatas, sekali lagi Pemkab Jembrana menyampaikan Permohonan Ijin Persetujuan kepada Menteri Kehutanan untuk berkenan memberikan Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan kayu Temuan dan Sitaan yang berasal dari Kawasan Hutan Lindung Hasil Operasi Tim PGKH Bali Barat Kabupaten Jembrana tersebut, untuk dapat dimanfaatkan antara lain bagi Kegiatan kepentingan Sosial secara berdaya guna dan berhasil guna, melalui Program Bedah Rumah bagi Masyarakat KK Miskin yang di selenggarakan di Kabupaten Jembrana.

Secara resmi Permohonan Bupati Jembrana telah di tanggapi oleh Menteri Kehutanan melalui Surat Direktur Penyidikan dan Perlindungan Hutan No. S.411/IV/PPH-2/2007 tanggal 18 Oktober 2007, dinyatakan bahwa agar Barang Bukti Kayu Temuan Hasil Kegiatan Operasi Tim Penanggulangan Gangguan Keamanan Hutan Bali Barat Kabupaten Jembrana periode th. 2005-2007 yang berasal dari Kawasan Hutan Lindung, TIDAK DILELANG , tetapi DIMUSNAHKAN

Mengingat Pihak Departemen Kehutanan dalam hal ini melalui Direktur Penyidikan dan Perlindungan Hutan telah menyatakan bahwa Hasil Hutan Kayu Temuan dan Sitaan Hasil Operasi Pengamanan Hutan yang berasal dari dalam Kawasan Hutan Lindung, tidak diperkenankan dilelang, dimanfaatkan, tetapi dimusnahkan, maka pelaksanaan Pemusnahan Hasil Hutan Kayu temuan berasal dari Hutan Lindung di Kabupaten Jembrana dapat segera dilaksanakan .

Selanjutnya......

Monday, July 28, 2008

JIMBAR WANA


JIMBARWANA
Luas, rimbun, sejuk, damai; Raksasa hijau pulau Dewata; Terbentang dari Timur ke Barat; Selimuti bukit & gunung; Mengepung Bumi Makepung


JIMBAR WANA
Roh dan napas tanah ini; Jantung & jasad negeri ini; Darimu terpancar kehidupan; Darimu kugantungkan masa depanku

JIMBAR WANA
Bentengku; Payungku; Pelindungku

AD-din

Puisi ini dibuat Tahun 2001 sebagai curahan rasa tanggungjawab dan harapan atas Hutan tempat saya bertugas di Kab. Jembrana yang bersal dari kata Jimbar dan Wana yang artinya Hutan Yang Luas




Selanjutnya......

Laba - Laba Hitam


Puisi ini saya buat sebagai puisi pengiring dalam gelaran Teater LABA-LABA HITAM pada Acara Penutupan Temu Akrab 2005 di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor di Kampus Cikaret, Bogor

Saban hari, disenja temaram; Ditengah keramaian yang sepi; Hanya terdengar detak jantung dan aliran darah yang mengalir; Semua mata melotot pada sebuah waktu yang asing
Seluruh bibir terkatup oleh pandangan yang awas; Melintas dalam setiap benak insan yang waras

Apa itu ? Mengapa begitu ? Mengapa begini ? Bagaimana ! Siapa dia ? Kapan dia hadir ?
Banyak pertanyaan terbebani pada satu obyek; Banyak jawaban keluar pada satu masalah

Haaa…….!!!!!!
Emosi meledak dalam ruang gelap; Menggema menembus dinding-dinding kokoh, membawa nafsu amarah yang kosong; Apa canda gelap disunyi kehampaan ini; Gejolak birahi singgah nan jauh tak bertujuan; Apa alasan diri salahkan jasad tak berdosa

Haaa……!!!!
Berujar sederhana penuh makna; Mencari persinggahan tempat mengadu; Memecah kebekuan waktu yang diam; Membawa misteri untuk dijawab; Tragedi jiwa meracuni bumi

Haaa……!!!!!!
Kata itu masalah untuk dijawab; Kata itu jawaban untuk masalah; Terangkum dalam bait-bait pembuka hati; Gambaran jiwa yang gundah; Lukisan impian yang hilang

Dan di sudut ruangan mengintip sepasang mata tajam; Menangkap setiap masalah yang hadir
Bergerak turun pada gerak yang kaku; Menjaring butir-butir kenangan yang melayang
Dongeng indah hanyalah impian; Kenyataan yang sirna di balik nafsu; Dalam Istana Laba – Laba Hitam

AD-din





Selanjutnya......

Wednesday, July 2, 2008


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabrakaatuh !
Beberapa hari yang lalu ketika saya sedang pulang dari rumah teman menggunakan kendaraan roda 2 melintas di depan rumah seseorang. Rumah tersebut berada dalam kompleks perumahan dimna banyak anak yang bermain, lalu lalang, sehingga bagi setiap pengendara diharapkan membawa kendaraan pake perasaan. Biar gak ada yang keinjak githu ! Waktu itu saya boncengan ama teman dan ketika kami lewat dengan pake perasaan tadi, tiba-tiba melintas seorang anak kecil di depan kami memotong laju kendaraan dan di situ ada ibunya. Betapa ibunya kaget dan marah pada anaknya. Kemudian anaknya di kata-katai dengan makian dan suara keras. "Goblok kamu ! " kata ibunya. "Setaaaan !" tambahnya tidak puas. Sementara kami tidak kena semprot si ibu. Takut kali ya !
Anak tersebut tampak terdiam dengan wajah yang sedih banget. Tidak ada rona kecerian lagi yang ditunjukkan dari seorang anak yang lucu. Saya yang melihatnya juga bisa merasakan tekanan pada diri anak tersebut. Kasihaaaan banget liatnya ! Padahal sebenarnya tidak begitu berbahaya banget juga sih bagi anaknya, karena jarak motor dan dia gak dekat-dekat amat. Mungkin itu hanya ekspresi yang berlebihan dari kasih sayang seorang ibu!
Dari kejadian di atas ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya yang kemudian saya diskusikan dengan teman tadi. Pertama; Kalo anaknya dikatai goblok berarti ibunya tidak berhasil dalam mendidik anaknya sehingga masih tetap aja goblok. Sang ibu telah memprmalukan dirinya sendiri di depan orang lain. Kedua; kalo anaknya di katai Setan berarti ibunya Iblis dong ! Anak koq dikatai setan, apa ibu tersebut tidak menyadari kalo itu darah dagingnya yang berasal dari manusia. Sekali lagi sang Ibu telah mempermalukan dirinya di hadapan orang lain ! Ketiga; reaksi mendidik anak yang berlebihan. Mungkin akan lebih bijak jika sang ibu berkata lemah lembut terhadap anaknya, apapun apa yang terjadi atau apa yang dilakukan sang anak ! Bisa jadi si anak akan lebih mudah menerima teguran tersebut tanpa harus ada rasa dongkol. Biasanya kejadian yang terjadi pada masa lalu akan mudah muncul kembali di memori si anak ketika dewasa. Bisa jadi kejadian tersebut menjadikan si anak menjadi dendam sama ibunya, menjadi orang yang penakut, menjadi orang yang minder. Akhirnya masa depan si anak menjadi terganggu. Mudah-mudahan pandangan ini tidak terlalu berlebihan. Saya masih teringat ketika kecil, dimana didikan orang tua yang keras dan terkesan kolot. Bukan menyalahkan ya ! Walaupun akhirnya orang tua menyadari itu dan merubah pola didikannya. Didikan yang keras juga ada bagusnya ketika si anak mampu berpikir logis dan dewasa dan tidak terbawa beban atas pola didikan tersebut tapi bisa mengambil hikmah dari didikan tersebut. kalo tidak, bahayyya !
Keempat; kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Mungkin saja kata-katanya tidak pantas, tapi bagaimanapun itu hanya reaksi atas kasih sayang yang besar terhadap anaknya. Kata-kata itu itu dimaknai agar si anak lebih berhati-hati dalam berjalan, jangan sampai celaka. Si Ibu sangat takut kehiangan buah hatinya yang telah dikandungnya selam sembilan bulan dan harus terancam terluka atau kejadian buruk terbesar. Cuman saja kan si anak belum ngerti itu.
Kesimpulannya, bagamanapun pola didikan terhadap si anak sebaiknya bisa menyesuaikan dengan kemampuan pola penerimaan dan berpikir anak. Saya tidk pengalaman menjadi orang tua tapi banyak makan asam garam menjadi anak !




Selanjutnya......

Tuesday, June 17, 2008

Diriku Yang Hilang


Kemana Kau pergi diriku
Tinggalkan daku dalam kesendirian
Hilang membawa cinta & hidupku
Sirna dalam tabir kegelapan

Halus paras kasih cintaku
Rusukku putih dirimu suci
Tinggal dibelahan bumi luas tak bertepi
Dalam rimba gelap tak berujung
Sembunyi mencari diriku
Hadirlah dikau dihadapanku

Saatnya tiba kita menyatu
Membawa hidup ini sampai akhir jaman
Menjawab masalah dunia dalam kebenaran yang abadi
Satukan dirimu dan diriku
Adakah dirimu adalah diriku





Selanjutnya......

Sunday, June 15, 2008

Merasa Bete ? Hidup Untuk Ibadah !

Hari ini benar-benar bete. Harusnya hari Minggu liburan, malah harus masuk kantor. Gak diminta bos sih, tapi utang n beban kerjaan menjadikan harus diselesaikan di kantor. Bayangkan aja, dari kemarin pasa hari Sabtu juga, gw seharian di kantor, sendiri lagi. Malam sebelumnya, tepatnya malam Sabtu, gw ikut operasi ke Hutan. Syukur juga, sukses ! Dapat nangkap kayu Jati 10 gelondong, ama cikarnya (gerobak). Malingnya sendiri ngacir entah kemana ? Namanya juga maling kayu, begitu liat petugas, larilah dia ! Tap untuk yang patroli ke hutan itu, terus terang gak membebani gw, karena gw yang minta biar bisa ikut. Itung-itung refreshing ama beban kerjaan di kantor. Dah lam gk keluar masuk hutan, apalagi pas malam hari. Memang hidup di alam bersama alam itu mempunyai kenikmatan tersendiri. Hutanku rumahku, taka akan kubiarkan orang-orang merusakmu.
Lanjut ke persolan sibuk-sibuk tadi ! Apa sok sibuk ya ! Mudah-mudahan gak lah ! Ada sisi tanggungjawabnya sih walaupun harus membebani. Emang nih harus lebih banyak intropeksi dan memperdalam iman biar kerjanya benar-benar ikhlas hanya karena ridho dari Allah. Kan Hidup untuk ibadah. Alahamdulillah ya Allah, Engkau mulai membuka pikiranku saat ini. Skali lagi kan Hidup Untuk Ibadah.
Hari ini tuh gw lagi mempersiapkan 3 buah tugas yang sama-sama urgent banget. Yang pertama yaitu persipan lomba Polisi Kehutanan to teman gw yang Polhut biar menang tingkat Propinsi Bali, targetnya sih sampai Nasional. Terus kedua persipan lomba Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan tuk teman gw jg biar menang di tingkat Nasional karena di tingkat propinsi sudah gk ada lawannya. Semuanya dah harus siap besok, karena Hari Senin akan ada penilaian dari Tim. Dah siap sih 85 % tinggal melengkapi lagi, cuman karena dah mumet jadi seakan-akan pikiran itu mandeg. Skarang lagi membuatka buku Petunjuk Teknis Perlindungan dan Pengamanan Hutan. Trus yang ketiga ini bahan yang akan dipakai hari Selasa, tapi karena punya Bos, jadi harus segera beres. Diminta mempersipakan makalah dan Powerpoint tentang Pengelolaan Hutan Lindung di Kabupaten Jembrana, Bali. Sebenarnya menantang dan saya senang hal yang penuh tantangan seperti ini, tapi mungkin karena pekerjaan yang dah numpuk, jadi manusiawi kan kalo rada-rada mumet githu. Tapi kembali lagi Hidup Untuk Ibadah !
Okelah itu hanya secuil permasalahan dari sekian ribu permasalahan hidup di dunia ini. Bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi, dinikmati, diselesaikan dan setelah itu serahkan semuanya kepada Allah SWT. Betapa indahnya hidup ini kalo semuanya dikembalikan kepada Allah dan betapa bahagianya hidup ini kalo bisa mencintai Allah. Amin !




Selanjutnya......